Halo Sahabat CAN Creative! Sudah tahu apa itu design thinking? Setiap tim di suatu perusahaan pasti mempunyai cara pendekatan yang berbeda perihal desain. Design thinking mempunyai pengaruh yang besar dalam proses membangun user experience dan desain user interface. Lantas, apa saja tahapan proses design thinking? CAN Creative Sebagai Consultant IT, akan membahas perihal tersebut dalam artikel dibawah ini. Yuk, simak penjelasan berikut!
Apa itu Design Thinking?
Design thinking adalah sebuah pendekatan kreatif untuk memecahkan masalah yang berpusat pada kebutuhan manusia. Metode ini melibatkan pemahaman mendalam terhadap pengguna, mendefinisikan masalah dengan jelas, menghasilkan berbagai ide, serta menguji dan menyempurnakan solusi. Proses ini fleksibel, iteratif, dan mendorong eksplorasi ide inovatif, sehingga cocok digunakan untuk menciptakan produk atau layanan yang relevan dan bermanfaat.
Tahapan Proses Design Thinking
Design thinking mempunyai beberapa tahapan sebagai berikut:
1. Empathize
Design thinking dalam tahap empathize (berempati) bertujuan untuk memahami kebutuhan, emosi, dan tantangan yang dihadapi oleh pengguna secara mendalam. Pada tahap ini, desainer mengumpulkan wawasan melalui observasi langsung, wawancara, survei, atau studi kasus untuk membangun empati terhadap pengalaman pengguna. Proses ini membantu desainer melihat masalah dari sudut pandang pengguna sehingga solusi yang dibuat lebih relevan dan efektif. Empati adalah pondasi penting karena memastikan bahwa desain yang dihasilkan benar-benar berpusat pada manusia, bukan hanya berdasarkan asumsi.
2. Define
Design thinking pada tahap define (mendefinisikan masalah) adalah proses mendefinisikan masalah secara jelas dan terfokus berdasarkan wawasan yang didapat dari tahap empathize. Pada tahap ini, desainer menganalisis data pengguna untuk merumuskan problem statement atau pernyataan masalah yang menjadi inti tantangan yang harus diselesaikan. Pernyataan masalah ini harus berpusat pada pengguna dan menggambarkan kebutuhan secara spesifik. Contohnya, alih-alih hanya mengatakan “pengguna kesulitan membeli produk,” problem statement yang lebih baik adalah “pengguna membutuhkan cara cepat dan sederhana untuk membeli produk tanpa hambatan teknis.” Tahap ini penting karena memberikan arah yang jelas bagi tim untuk menghasilkan solusi yang tepat sasaran di tahap berikutnya.
3. Ideate
Design thinking pada tahap ideate (menghasilkan ide) adalah proses menghasilkan sebanyak mungkin ide kreatif untuk memecahkan masalah yang telah didefinisikan pada tahap sebelumnya. Pada tahap ini, desainer dan tim biasanya menggunakan teknik seperti brainstorming, mind mapping, atau sketsa ide untuk mengeksplorasi berbagai kemungkinan solusi. Tujuan dari tahap ini adalah untuk mendorong berpikir bebas tanpa batasan, sehingga ide-ide inovatif dapat muncul. Penting untuk menciptakan suasana yang mendukung kolaborasi, di mana setiap ide sekecil apa pun diterima tanpa penilaian di awal. Setelah ide terkumpul, tim dapat mulai menyaring dan memilih solusi terbaik untuk dikembangkan lebih lanjut dalam prototipe. Tahap ini menjadi momen krusial untuk menggali potensi kreativitas yang dapat memberikan dampak besar pada hasil akhir.
4. Prototype
Design thinking pada tahap protoype adalah proses menciptakan versi awal atau model sederhana dari solusi yang diusulkan. Prototipe ini dapat berupa sketsa, wireframe, mockup, atau bahkan versi fisik dari produk untuk menguji ide secara praktis. Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk memvisualisasikan solusi sehingga tim dan pengguna dapat memahami bagaimana solusi tersebut akan bekerja. Prototipe memungkinkan desainer mengidentifikasi kelemahan, mengumpulkan umpan balik awal, dan memperbaiki desain sebelum masuk ke tahap implementasi yang lebih mahal. Proses ini bersifat iteratif, di mana prototipe dapat direvisi dan disempurnakan berdasarkan hasil pengujian atau masukan dari pengguna. Adanya prototipe membuat desainer dapat memvalidasi konsep dan memastikan bahwa solusi yang dikembangkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan pengguna.
5. Test
Design thinking pada tahap test adalah proses menguji prototipe dengan pengguna sebenarnya untuk mendapatkan umpan balik langsung mengenai solusi yang dikembangkan. Pada tahap ini, desainer mengamati bagaimana pengguna berinteraksi dengan prototipe, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari desain. Umpan balik yang diperoleh digunakan untuk memperbaiki dan menyempurnakan solusi sehingga lebih relevan dan efektif memenuhi kebutuhan pengguna. Tes ini dapat dilakukan melalui teknik seperti usability testing, wawancara, atau survei pengguna. Proses ini bersifat iteratif, artinya pengujian dapat dilakukan berulang kali hingga solusi yang dihasilkan benar-benar optimal. Tahap test memastikan bahwa produk akhir memberikan pengalaman terbaik dan sesuai dengan harapan pengguna.
Nah itu tadi merupakan penjelasan terkait design thinking. Melalui artikel ini, Anda telah mempelajari apa itu design thinking dan tahapan prosesnya. Jika ada hal yang ingin ditanyakan terkait persoalan tersebut atau pembuatan aplikasi ataupun website? Tenang saja CAN Creative akan selalu siap membantumu, yuk konsultasikan bisnismu melalui website can.co.id.